Wednesday, February 25, 2009

Pada jaman Sang Buddha, banyak juga guru-guru lainnya, yaitu para brahmana dari Hindu. Di sebuah desa, ada seorang guru yang sangat terkenal akan kebijaksanaannya. Dia mempunyai  beberapa orang murid yang taat dan patuh padanya. Tetapi dia juga mempunyai seorang putri yang sangat dia kasihi. Sudah adatnya ketika anak gadis dewasa, orang tua harus mencarikan jodoh untuk mereka karena anak gadis jaman dulu tidak bersosialisasi. Sebagai seorang guru, dia tentu akan memilih menantunya dari salah seorang muridnya.

Guru ini sulit memilih karena muridnya semua baik dan setia, dan masing-masing mempunyai keunggulan. Pada suatu malam, guru itu mendapatkan sebuah ide. Dia mengumpulkan muridnya yang berjumlah 7 orang dan berkata pada mereka, "Sebagai guru kalian, apakah kalian akan taat pada apa yang aku minta kalian lakukan tanpa pertanyaa?" Muridnya semua mengangguk menyetujui.


"Sekarang saya mau kalian pergi mencuri barang apapun sebanyak mungkin, tetapi tidak boleh diketahui orang. Siapa yang membawa pulang barang curian paling banyak tanpa sepengetahuan orang lain dialah yang menjadi pemenang dan akan saya nikahkan kepada putri ku satu-satunya.
Pergilah kalian sekarang juga, tetapi harus kembali sebelum subuh."

Maka pergilah mereka dan semua kembali sebelum subuh membawa banyak sekali barang-barang perhiasan, alat dapur, perabotan sampai dengan makanan. Melihat muridnya semua sangat taat padanya dia terharu tetapi juga kelihatan lesu dan sedih. Kemudian dia perhatikan salah seorang dari muridnya berdiri di paling belakang tanpa apa-apa.

Guru itu mulai bisa tersenyum dan segera dia menyuruhnya ke depan dan bertanya, "Kenapa kamu tidak taat pada perkataan saya? Tidakkah kamu menganggap saya sebagai gurumu? Lihatlah saudara seperguruanmu semua membawa banyak barang-barang pulang, teta[i kamu pulang hanya dengan tangan kosong!"

Murid itu menjawab, "Ampun guruku, ampun guruku, saya tidak bermaksud melawan ataupun tidak taat padamu. Saya berusaha seperti kata guru, saya harus mencuri tanpa sepengetahuan orang lain. Tetapi saya tetap merasa ada bayangan yang melihat saya mencuri, saya melihat diri saya sendiri mencuri. Saya tidak bisa melakukannya karena mengingat saya harus patuh pada kata guru."

Setelah mendengar penjelasannya, guru itu bertepuk tangan dengan gembira. "Akhirnya, saya temukan juga seorang murid yang bijaksana", dua menjelaskan pada murid-murid lainnya bahwa ini adalah satu ujian buat mereka. "Setelah begitu lama mengikuti saya, tidakkah kalian tahu kelakuan saya, bagaimana mungkin saya menyuruh murid saya pergi mencuri? Sekarang, pulangkanlah barang-barang itu ke tempatnya masing-masing dan minta maaflah pada pemiliknya.

Akhirnya guru itu menikahkan putrinya ke murid yang tidak mencuri itu. Karena dia adalah orang yang bisa dipercaya, tidak akan berbuat tidak jujur pada dirinya sendiri ataupun orang lain.

No comments:

Post a Comment