Wednesday, February 25, 2009

Berdana dengan keyakinan menghasilkan tercapainya kekayaan dan keelokan ketika buah dari berdana itu muncul. Dengan memberikan dana disertai pemilihan yang tepat, orang juga memperoleh anak, istri, pegawai dan pelayan yang patuh, tahu tugas dan penuh pengertian. Dengan memberikan dana pada saat yang sesuai., orang tidak hanya memperoleh kekayaan yang besar tetapi juga terpenuhinya kebutuhan tepat pada waktunya.

Dengan memberikan dana bersama keinginan murni untuk membantu orang lain, orang memperoleh kekayaan yang besar dan kecenderungan untuk menikmati kesenangan-kesenangan indea yang terbaik. Dengan memberikan dana tanpa menyakiti diri sendiri dan orang lain, orang memperoleh keamanan dari bahaya seperti api, banjir, pencuri, raja dan pewaris-pewaris yang tidak disukai.



Dana yang diberikan kepada para pertapa dan Brahmana yang mengikuti Jalan Mulia Berunsur Delapan akan memberikan hasil yang luar biasa, seperti halnya benih yang ditanam di ladang yang subur, disiapkan dengan baik dan diairi dengan baik akan menghasilkan panen yang berlimpah.

Dana yang diberikan tanpa pengharapan apapun dapat membawa seseorang lahir di alam Brahma dan di akhir alam itu dia bisa menjadi "Yang Tak Terlahir Kembali Lagi."

Ghatikara Sutta mencatat dana unik di mana bahkan si pendana tidak hadir. Ghantikara si pembuat tembikar adalah penyokong utama Buddha Kassapa. Meskipun sebagai seorang "Yang Tidak Terlahir Kembali Lagi", dia tidak ingin memasuki Sangha karena dia merawat orang tuanya yang sudah tia dan buta. Dia amat dipercaya Buddha Kassapa karena keluhuran perilaku dan baktinya.

Suatu hari Buddha Kassapa pergi ke rumah Ghatikara ketika mengumpulkan makanan, tetapi Ghatikara tidak ada. Sang Buddha menanyai orang tua buta itu dimana si pembuat tembikar. Mereka menjawab bahwa dia sedang keluar, tetapi mengundang Sang Buddha untuk mengambil sendiri dari panci dan wadah makanan dan kemudian makan. Sang Buddha melakukannya.

Ketika Ghatikara kembali dan bertanya siapa yang telah mengambil makanan itu, kedua orang tuanya memberitahukan bahwa Sang Buddha datang dan mereka meminta Beliau untuk mengambil makanan sendiri. Ghatikara merasa amat gembira mendengar berita ini karena dia merasa bahwa Sang Buddha menaruh kepercayaan yang amat besar kepada dirinya. Dikatakan bahwa suka cita dan kebahagiaan yang dialaminya tidak hilang selama dua minggu, dan suka cita orangtua dan kebahagiaan mereka tidak luntur selama seminggu penuh.

No comments:

Post a Comment